GERAK REFLEKS PADA KATAK
Pada dasarnya, system-sistem organisme bekerja secara
selaras dan teratur dalam menyelenggarakan aktivitas metabolisme tubuh secara
keseluruhan. Untuk mengontrol dan mengatur kerja system organ tubuh kita
memiliki suatu system yang dikenal sebagai system koordinasi atau system
syaraf. Sejumlah refleks melibatkan hubungan antara banyak interneuron dalam sum-sum
tulang belakang. Sumsum tulang belakang tidak hanya berfungsi dalam menyalurkan
impuls dari dan ke otak tetapi juga berperan penting dalam memadukan gerak
refleks. Mekanisme gerak refleks yaitu stimulus reseptor neuroafferen (Storer,
1970).
Gerak Refleks Pada Katak (Rana Sp ) |
Pada umumnya system syaraf mengatur aktivitas alat-alat
tubuh yang mengalami perubahan cepat seperti pergerakan otot rangka, pergerakan
otot polos, dan sekresi kelenjar. Organisasi system syaraf akan
menimbulkan tanggapan terhadap rangsangan yang diterima. Salah satu tanggapan
yang akan dipelajari dalam percobaan ini yaitu gerak refleks (Trueb, 1986).
Sistem syaraf merupakan sistem
koordinasi yang berfungsi sebagai penerima dan penghantar rangsangan ke semua
bagian tubuh dan selanjutnya memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut.
Jadi, jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi dalam tubuh. Sistem saraf
merupakan jaringan khusus yang berhubungan dengan seluruh bagian tubuh (Start, 1991).
Integrasi adalah proses penerjemahan
informasi yang berasal dari stimulasi reseptor sensoris oleh lingkungan,
kemudian dihubungkan dengan respon tubuhyang sesuai. Sebagian besar integrasi
dilakukan dalam sistem sraf pusat, yaitu otak dan sum-sum tulang belakang (pada
vertebrata). Output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi ke
sel-sel efektor. Sinyal tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve), berkas mirip
tali yang berasal dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat dalam
jaringan ikat. Saraf yang menghubungkan sinyal motoris dan sensoris antara
sistem saraf pusat dan bagian tubuh lain secara bersamaan disebut sistem saraf
tepi (Romer, 1986).
Gerak Refleks dalam cairan H2SO4 |
Gerak refleks adalah gerak spontan
yang tidak melibatkan kerja otak. Gerak ini dilakukan tanpa kesadaran. Gerak
ini berguna untuk mengatasi kejadian yang tiba-tiba. Mekanisme kerjanya.
Rangsang diterima reseptor lalu diteruskan ke sum-sum tulang belakang melalui
saraf sensorik.
Dari sum-sum tulang belakang, rangsang diteruskan ke efektor tanpa
melalui saraf motorik ke otak, tetapi langsung ke otot melalui jalan terpendek
yang disebut lengkung refleks (Pearce,
1989).
Refleks merupakan respon halus
otomatis yang baku terhadap suatu rangsangan dan hanya tergantung pada hubungan
anatomi dari hewan yang terlibat. Refleks yang divariasi telah ada sejak lahir,
sedangkan refleks bersyarat diperoleh kemudian sebagai hasil dari pengalaman.
Refleks merupakan sebagian kecil dari perilaku hewan tingkat tinggi, tetapi
memegang peranan penting dalam perilaku hewan tingkat tinggi. Refleks biasanya
menghasilkan respon jika bagian distal sumsum tulang belakang memiliki bagian
yang lengkap dan mengisolasi ke bagian pusat yang lebih tinggi. Tetapi kekuatan
dan jangka waktu menunjukan keadaan sifat involuntari yang meningkat bersama
dengan waktu (Gordon, 1979).
Penarikan disebut juga respon, untuk melaksanakan hal
tersebut terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut, stimulus dideteksi oleh
reseptor kulit, hal ini mengawali implus-implus saraf pada neuron sensori yang
berasal dari reseptor kulit menuju ke tali spinal melalui afektor. Implus ini
memasuki tali spinal dan mengawali implus pada neuron motor yang sesuai dan
bila impuls ini mencapai antara neuron motor dan otot maka dirangsang untuk
kontraksi (Johnson, 1984).
Rusaknya otak menyebabkan hubungan antara
alat-alat vastibuler dengan sumsum tulang belakang hilang, sehingga katak
tersebut tidak dapat membalikan tubuhnya ketika ditelentangkan, sedangkan
refleks dari kaki depan dan belakang menunjukkan sistem saraf perifer yang
mempengaruhi ekstrimitas masih bekerja. Reseptor menerima rangsang yang berupa
rangsang mekanis (pijatan) lalu diubah menjadi potensial aksi, sehingga timbul
respon. Demikian juga refleks kaki ketika dimasukan ke dalam H2SO4. Refleks
pada eksterimitas dipengaruhi oleh sumsum tulang belakang dan bukan dari otak
(Frandson, 1992).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar